Followers

Wednesday 13 March 2013

Surat Kepada Juna Arjun

Mungkin selepas kehilangan itu... aku berasa akan terburu-buru... setelah terbiasa dengan sebuah kehadiran.. kehilangan itu membuat aku buntu... mencari akan sesuatu... "pengganti" jika mampu.. namun aku akui salah ku... kesepian membuat aku mencari... suatu erti yang dapat mengisi kekosongan hati...

Kau bilang jangan berharap... terserah pada takdir dan waktu... kerna menyayangi seseorang adalah sukar bagimu... aku mengerti.. aku fahami dan aku hormati... sejak itu aku kawal perasaan yang meluap-luap ini kerna impian agar sesuatu itu mampu terjalin.. hanya wujud dalam khayalan fantasi imiginasi aku...

Ada masa aku berasa aku terlalu beriya-iya... lalu segara aku padamkan rasa... seperti bara api... yang panas pada mula... hilang hangatnya setelah dibiar lama tanpa sebarang usaha untuk menyemarakkannya...
Mungkin impian aku terlalu besar untuk dikongsi bersama dan kau masih belum bersedia...

Lama aku fikir dan berkhayal... dalam ketidaksediaan engkau... kebenaranya aku lah yang paling tidak bersedia... maka sebelum ada apa-apa yang tercipta antara kita... aku pilih untuk menjarakkan diri... seperti mana yang pada mula kau kehendaki...

Tuesday 12 March 2013

Panji-Panji Basi

Konflik dan konfrantasi
Mencetus gerakkan revolusi
Bagiku hanyalah imiginasi sensasi
Seorang yang punya cita yang tinggi

Jangan di tabur janji
Selagi yang berduit punya imunisasi
Dari undang-undang ciptaan manusia sendiri

"Menghiris Prajudis"
Propaganda yang seharusnya ditepis

Mana mungkin masyarakat mediokrasi  bisa berkompromi?
Kerna terhapus hak mereka dalam revolusi ini...
Yang ada arakiannya tahun demi tahun cuma resolusi
Janji untuk memperbaiki yang sekian kalinya tetap memungkiri

Panji-panji basi!!!

Monday 11 March 2013

Cenderung

Lebih cenderung kita mencari kemahsyuran sesama manusia daripada Maha Pencipta
Lebih cenderung kita mengagungkan harta benda
Lebih cenderung kita memandang si miskin dengan sebelah mata
Lebih cendurung kita menilai sesuatu dari hanya pandangan pertama